Senin, 24 September 2018

Walter Benjamin dan manfaat bagi studi Ilmu Komunikasi


WALTER BENJAMIN

    Walter Benjamin adalah seorang tokoh Yahudi dalam tradisi Mahzab Frankfurt (Jerman) yang     juga merupakan seorang sastrawan, filsuf  beraliran marxis, Ia lahir di Berlin dalam keluarga Yahudi pedagang barang seni pada tahun 1892. Dalam beberapa buku yang pernah saya baca bahwa jika ternyata Benjamin merupakan seorang pribadi yang tertutup dan cenderung anti-sosial/suka menyendiri. Benjamin tidak hanya menulis dalam rentangan topik-topik yang sangat luas dan beragam mulai dari drama tragis Jerman, Romantisme, Bahasa dan penerjemahan, sejarah, hingga film, Baudelaire, Marxisme, dan dongeng tetapi juga dengan penuh gaya ia berpindah-pindah dari prosa, fragmen, aforisme, sampai ke pengutipan, dan sering menempatkan dirinya dalam genre pendongeng, kritik sastra, historiografi, dan filsafat. Setelah menempuh Pendidikan dalam gymnasium humanistic, ia belajar filsafat dan sastra di Freiburg dan Berlin. Pada saat di perguruan tinggi, ia menjadi pemimpin mahasiswa Yahudi radikal. Saat belajar Bahasa Yahudi di Munich Benjamin bertemu dengan Ernst Bloch dan mulai berpikir untuk pergi ke Palestina Bersama dengan Scholem pada tahun 1924, tetapi tidak terlaksana karena ia kemudian menikah dengan seorang aktris Latvia yang juga adalah seorang komunis , yaitu Asja Lacis. Sepanjang hampir tahun 1920-an, Benjamin menjalani kehidupan tak menentu sebagai seorang sarjana swasta untuk mengatasi masalah keuangannya ia berupaya untuk mengajar tindakan yang cukup sulit untuk dilakukan pada saat itu dan pada tahun 1925 menyerahkan karyanya, sebuah Habilitationsschrift, berjudul “ The Origin of German Tragic Drama ”. Tesis ini ditolak di Universitas Frankfurt karena gayanya yang bersifat non konvesional, liris dan bersifat pribadi. The Origin of German Tragic Drama adalah satu-satu nya buku karangannya karena tulisan lain kebanyakan berupa esai, artikel (baik akademis mau pun jurnalistik), terjemahan, dan petikan dan sebagaian besar terbit setelah ia meninggal. Benjamin berusaha mencari nafkah untuk keluarganya melalui kegiatan literer ini, termasuk terjemahan karya Proust dan Baudelaire.
    Pada tahun 1933 Benjamin pindah ke Paris dan ia bertemu dengan Hannah Arendt di tempat tersebut ia hidup dari beasiswa yang diperolehnya dari Institut Penelitian Sosial. Saat berada di Paris ini lah, ia berhubungan dengan kaum surealis dan juga anggota College of Sociology yang dipimpin oleh Georges Bataille. Disitu ia melakukan telaah tentang Baudelaire dan tentang abad ke Sembilan belas dalam Arcades Project. Saat perang dunia II pecah dan proyek ini tidak terselesaikan, Adorno dan Horkheimer membujuk Benjamin untuk pindah ke Amerika Serikat melalui Spanyol. Saat ia mencapai perbatasan di Port-Bou ia tidak diperbolehkan lewat dan kerena tidak mampu berhadapan dengan kenyataan bahwa ia pasti akan ditangkap oleh Gestapo, akhirnya Benjamin  bunuh diri pada tanggal 25 September 1940 malam. Pagi hari berikutnya, pengawal perbatasan yang tersentuh oleh meninggalnya Benjamin ini mengizinkan kelompok    yang pergi bersamanya untuk lewat menuju Spanyol. Dalam telaahnya tentang Baudelaire, Benjamin menulis “ bunuh diri adalah capaian. Modernitas dalam bidang nafsu”. Meskipun seluruh oeuvre Benjamin menggemakan gagasan  tentang modernitas dalam seluruh aspeknya, mungkin tidak ada karyanya yang lebih banyak menarik perhatian khususnya dalam perdebatan tentang modernitas, daripada esainya yang berjudul “ The work of art in the age of mechanical reproduction ”. seperti yang biasa terjadi dalam analisi Benjamin disini tidak pernah ada gerakan satu arah antara posisi dan situasi, yang ada hanya gerakan kesana kemari yang berlangsung pada hal-hal tersebut. Oleh sebab itu inti pemikiran Walter Benjamin meskipun judul karyanya mencerminkan demikian yang dianggap penting oleh Benjamin tidak hanya reproduksi karya seni dalam zaman modern, proses reproduksi inilah yang dianggap revolusioner. Dengan fotografi sebagai contoh kita ingat bahwa Teknik dalam fotografi bukan bagian yang ada begitu saja melainkan menjadi bagian intinya. Gaya penulisan yang digunakan Walter Benjamin bisa dikatakan sangat mampu membangkitkan minat dan juga rumit, kalimat-kalimat yang digunakan oleh Walter Benjamin tidak memiliki kesinambungan seperti di dalam penggunaan biasa. Hubungan antar kalimat seringkali seperti tidak memiliki hubungan logis, dan setiap kalimat seakan-akan memiliki "sesuatu yang penting untuk dikatakan", tetapi kemudian lenyap karena kekuatan konsentrasinya. Maka dari itu dapat saya simpulkan inti gagasan utama pemikiran Walter Benjamin dengan studi Ilmu Komunikasi yaitu Teori kritis karena pendekatan kritis yang idealistik berjumpa dengan ilmu yang pragmitis. Teori kritis melihat bahwa media tidak lepas peran dalam kepentingannya.
Beberapa karya-karya pokok Benjamin adalah :
·        Illuminations (1955), diterjemahkan oleh Harry Zohn,Glasgow,Fontana,1973,third impression,1979.
·        The Origin of German Tragic Drama (1963), diterjemahkan oleh John Osborne, London, NLB, 1977 : London, New York, Verso, 1985.
·        Reflections. Essays, Aphorism, Autobiographical Writings (1955), diterjemahkan oleh Edmund Jephcott, New York, Schocken Books, 1986.

Nama : Odilia Putri Rana Ndero
Seksi  : B
NIM   : 2018-0202-0091